mengenai atmosfer, dan tim legendaris di Era MPL Season 1
canadiandragons-sg.org- Tentu, mengenang kembali MPL Season 1 (MPL S1)
adalah kembali ke masa keemasan
awal esports MLBB Indonesia, sebuah era yang meletakkan dasar bagi liga profesional
terbesar di dunia saat ini.
Berikut adalah analisis mendalam mengenai atmosfer, dan tim legendaris yang
mengawali era tersebut:
MPL S1: Mengenang Era Awal Legenda
1. Atmosfer Awal: Gairah Murni dan Underdog Spirit
MPL S1 di adakan pada akhir 2017 hingga awal 2018, dan atmosfernya sangat berbeda dari
Franchise League mewah saat ini.
Profesionalisme Baru: Ini adalah transisi pertama dari turnamen komunitas ke liga berstruktur.
Ada hype besar karena ini adalah kali pertama prize pool yang signifikan (total sekitar $100.000 USD)
di tawarkan, memvalidasi MLBB sebagai karir.
Gairah Murni: Atmosfernya didominasi oleh passion dan underdog spirit.
Tidak ada tekanan sebesar Playoff saat ini. Tim masih fokus pada pembuktian
diri dan bersenang-senang, jauh dari urusan branding dan franchise fee.
2. Format: Pra-Franchise yang Intensif
Format MPL S1 masih menggunakan sistem yang lebih terbuka dan belum menerapkan sistem Franchise.
Sistem Kualifikasi: Awalnya dimulai dengan fase kualifikasi terbuka yang diikuti ribuan tim,
menyaringnya menjadi 8 Tim Terbaik yang berhak bertanding di liga utama.
3. Tim Legendaris dan Roster Ikonik
MPL S1 melahirkan beberapa tim yang menjadi fondasi bagi organisasi esports terbesar di Indonesia.
Tim Legendaris
NXL: LJ, Rave, Watt JUARA MPL Season 1
RRQ O2: Lemon, Tuturu, InstincT Runner-up MPL S1
EVOS Esports: Oura, Rekt, JessNoLimit Membentuk core rivalitas abadi
Bigetron Esports: Eks (sebagai pro player) Tim yang menjadi pondasi kuat Bigetron Alpha
Sorotan Khusus: NXL (Juara)
Kemenangan NXL Esports di MPL S1 adalah kejutan besar. Mereka membuktikan bahwa
chemistry dan macro yang solid
dapat mengalahkan individual skill murni. LJ dan Watt yang saat itu berada di NXL kini
diakui sebagai veteran berpengalaman.